Jumat, 17 April 2020

Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Program nasional STBM dikhususkan untuk skala rumah tangga, sehingga program ini adalah program yang berbasis masyarakat.

STBM terdiri dari 5 pilar yaitu Stop buang air besar sembarangan; Cuci tangan pakai sabun; Pengelolaan air minum/makanan rumah tangga; Pengelolaan sampah rumah tangga; Pengelolaan limbah cair rumah tangga.

1. Stop BABs
Buang air besar sudah selayaknya di jamban, baik itu jamban umum maupun jamban mandiri. Buang air besar sembarangan akan mengakibatkan pencemaran air, darat maupun udara dari tinja. Pencemaran tersebut diantaranya bau tidak sedap, dapat menjadi tempat bersarangnya vektor (pembawa penyakit) dan menimbulkan penyakit berbasis air seperti diare dan hepatitis A.

Jika masyarakat tidak mampu untuk membuat jamban mandiri maka bisa dibuat jamban umum misalkan tingkat RT dengan dana iuran antar warga. Jamban yang baik harus disertai dengan septik tank sebagai tempat penampungan tinja, agar tinja tidak mencemari lingkungan.

Seseorang bisa Stop BABS tanpa memiliki jamban, tetapi yang menjadi fokus adalah perubahan perilaku, bukan pembangunan sarana fisik. Prinsip-prinsip BABs antara lain adalah sebagai berikut
  1. Tanpa subsidi kepada masyarakat.
  2. Masyarakat sebagai pemimpin.
  3. Tidak menggurui dan tidak memaksa.
  4. Totalitas; seluruh komponen masyarakat terlibat dalam: Identifikasi masalah; Analisa masalah; Pemilihan teknologi sanitasi; Perencanaan; Pelaksanaan; dPemanfaatan dan pemeliharaan.

Kata kunci jamban sehat adalah AMAN.
  1. Aman ketika tinja tidak mencemari sumber air;
  2. Aman ketika tinja tidak terjamah lalat (tertutup);
  3. Aman ketika orang yang menggunakan jamban itu tidak kejeblok/jatuh/terpeleset (konstruksi kuat);
  4. Aman ketika orang yang menggunakan tidak merasa khawatir diintip orang lain
STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan ma Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Ada beberapa opsi jamban yang dapat digunakan, antara lain sebagai berikut :
Opsi JambanKelebihanKekurangan
Cemplung dan Plengsengan
  1. Pembuatan mudah;
  2. Murah, terutama jika lubang hanya berupa galian, tanpa batu-bata, semen dan pasir.
  1. Mencemari tanah dan air tanah, terutama di wilayah pemukiman padat;
  2. Dapat mencemari air minum yang bersumber dari air tanah;
  3. Sarang dan tempat lalu lintas binatang (tikus, kecoa, lalat), terutama jika tidak memakai jamban leher angsa;
  4. Bau, terutama jika tidak menggunakan jamban leher angsa.
Jamban leher angsa dengan septik buis beton
  1. Sehat;
  2. Limbah telah diolah, tidak mencemari tanah dan air tanah;
  3. Lebih murah dibandingkan dengan tangki septik lainnya.
  1. Lebih mahal dibandingkan cemplung;
  2. Memerlukan lebih banyak air untuk menyiram jamban, dibandingkan cemplung;
  3. Pembuatan memerlukan keahlian;
  4. Harus dikuras kurang lebih setiap 2 tahun
Jamban leher angsa dengan septik batu bata dua ruang
  1. Sehat;
  2. Limbah telah diolah, tidak mencemari tanah dan air tanah;
  3. Volume lebih besar dibandingan tangki septik buis beton:
  4. Bisa digunakan untuk keluarga besar;
  5. Pengurasan tangki septik lebih lama, biasanya sekitar 5 tahun.
  1. Lebih mahal dibandingkan tangki septik buis beton
  2. Pembuatan memerlukan keahlian
  3. Memerlukan lebih banyak air untuk menyiram jamban, dibandingkan cemplung.
Jamban Dian Desa
  1. Pembelian dapat dilakukan dengan mencicil;
  2. Pengadaan jamban mudah dan cepat:
  3. Tidak perlu mengurusi pembelian material bangunan dan penyewaan tukang;
  4. Perakitan hanya memerlukan beberapa jam;
  5. Sehat;
  6. Limbah telah diolah, tidak mencemari tanah dan air tanah.
  1. Lebih mahal dibandingkan cemplung;
  2. Memerlukan lebih banyak air untuk menyiram kloset, dibandingkan cemplung;
  3. Pembuatan memerlukan keahlian;
  4. Harus dikuras kurang lebih setiap 2 tahun

2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Cuci tangan dapat untuk menyingkirkan kuman yang tidak terlihat oleh mata, seseorang harus mecuci tangan mereka selama 15 detik. Cuci tangan harus disertai dengan sabun, hal ini dikarenakan sabun berfungsi sebagai antiseptik yang dapat membunuh kuman yang menempel di tangan.

Cuci tangan pakai sabun sangat dianjurkan pada 5 waktu berikut yaitu sebelum makan, setelah buang air besar dan buang air kecil, sebelum menyiapkan makan, sebelum mengurusi bayi dan setelah menceboki anak. Cuci tangan dapat mencegah beberapa penyakit seperti Diare, Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA). Flu burung. Cacingan. Mata. Hepatitis-A. dan Polio.

Apa saja keuntungan perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)?
  1. Diare dan ISPA dilaporkan telah membunuh 4 juta anak setiap tahun di Negara-Negara berkembang.
  2. Anak-anak yang tumbuh di daerah miskin berisiko meninggal 10 kali lebih besar dari pada mereka yang tinggal di daerah kaya.
  3. Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit, dan praktik CTPS dapat mencegah 1 juta kematian tersebut di atas.
  4. Praktik CTPS setelah ke jamban atau menceboki anak, dan sebelum menjamah makanan dapat menurunkan hampir separuh kasus diare, dan sekitar seperempat kasus ISPA. Paraktik CTPS juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, dan orang dengan HIV/AIDS.

Mengapa tidak cukup hanya dengan mencuci tangan saja?
  1. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup. Penggunaan sabun selain membantu singkatnya waktu cuci tangan, dengan menggosok jemari dengan sabun menghilangkan kuman yang tidak tampak minyak/ lemak/ kotoran di permukaan kulit, serta meninggalkan bau wangi.
  2. Perpaduan kebersihan, bau wangi dan perasaan segar merupakan hal positif yang di peroleh setelah menggunakan sabun.

Bagaimana cara CTPS yang benar?
  1. Praktik CTPS yang benar memerlukan sabun dan sedikit air mengalir.
  2. Air mengalir dari kran bukan keharusan yang penting air mengalir dari sebuah wadah bisa berupa botol, kaleng, ember tinggi, gentong, jerigen atau gayung.
  3. Tangan yang basah disabuni, digosok-gosok bagian telapak maupun punggungnya, terutama di bawah kuku minimal 20 detik. Bilas dengan air mengalir dan keringkan dengan air bersih atau kain, kibas-kibaskan di udara.
  4. Cara termudah untuk waktu 20 detik adalah mencari lagu favorit anak yang dapat dinyanyikan dalam 20 detik. Misalnya lagu (Happy Birthday) dinyanyikan 2 kali.

Beberapa pilihan sarana CTPS antara lain sebagi berikut
STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan ma Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
3. Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga
Air minum dan makanan merupakan sumber berlangsungnya kehidupan manusia, sehingga harus diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi agar manusia sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit.

Cara sederhana pengolahan air minum adalah dengan mendidihkan air. Cara mengolah air yang lain bisa dengan solar dissel (dijemur dibawah sinar matahari selama minimal 1 jam) dan penyaringan. Selain pengelolaan air minum, pengelolaan makanan tidak kalah penting. Makanan harus dijamin kebersihan dan kemanannya mulai dari pembelian bahan makanan, pengolahan, pemasakan hingga makanan dihidangkan.
STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan ma Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis MasyarakatMerebus
Merebus adalah proses mematikan mikroorganisme penyebab penyakit dengan pemanasan. Air dapat diminum setelah dibiarkan mendidih selama 3-5 menit. Kelebihan merebus adalah ffektif membunuh semua mikroorganisme penyebab penyakit serta sederhana dan telah banyak dikenal.

Cara ini memiliki kelemahan seperti : Memerlukan bahan bakar, yang kadang-kadang sulit didapatkan; Pencemaran udara di rumah, jika memakai kayu bakar dan tungku yang tidak tepat; Mahal dibandingkan dengan opsi lain; Air bisa tercemar lagi, jika penyimpanan air yang sudah direbus tidak benar.

Diinfeksi Dengan Sinar Matahari (SODIS)
SODIS adalah pengolahan air minum dengan penjemuran. Sinar ultraviolet matahari dan panas melumpuhkan mikroorganisme. Mengolah air dengan cara SODIS antara lain sebagai berikut :
  1. Siapkan botol plastik PET transparan ukuran 1,5 liter atau yang lebih kecil, cuci bersih dengan sabun dan gunakan kain yang halus.
  2. Isi botol dengan air baku (mentah), sampai benarbenar penuh, dan tutup rapat. Pastikan air betul-betul jernih.
  3. Jemur di tempat terbuka, pastikan tempat tersebut tidak akan terkena bayang-bayang pohon ataupun lainnya.
  4. Lama penjemuran: Bila hari cerah jemur dari pagi hingga sore atau minimal 6 jam; Apabila hari cerah kadang berawan atau hujan, jemur 2 hari atau lebih (botol tidak perlu diambil bila hari hujan).
  5. Sinergi dari radiasi UV-A dan panas air akan membunuh mikroorganisme dalam air – air aman untuk diminum.

Filter Keramik
Penyaringan dengan keramik khusus yang dilapisi perak nitrat untuk pengolahan air minum – menyaring bakteri dan melumpuhkan bakteri secara kimiawi (dengan lapisan perak nitrat); Kapasitas produksi 2 liter per jam.

Kelbihan : Mudah digunakan dan sangat praktis; Harga air minum yang diolah murah, dibandingkan dengan pengolahan dengan cara lain. Sedangkan kelemahannya adalah teknologi mahal (pembelian
awal), dibandingkan teknologi pengolahan air minum lainnya

Saringan keramik ini memiliki pori-pori dengan ukuran antara 0.6 – 3 mikron. Air yang ditampung saringan ini mengalir lewat pori-pori dengan bantuan gravitasi sehingga partikel padat dalam air dan juga bakteri dan kuman yang ukurannya besar dapat tertahan dalam pori-pori saringan ini.

Keramik ini juga dilapisi perak nitrat. Lapisan ini membunuh mikro-organisme yang tertahan
dalam pori-pori keramik. Lapisan ini tidak larut dalam air, sehingga tidak terbawa beserta air yang diolah. (sudah teruji di laboratorium).

Cara menggunakan Keramik Filter
  1. Jika air yang akan dipakai sangat keruh, saring terlebih dahulu dengan kain halus untuk melakukan pra penyaringan. Tindakan ini akan membuat saringan keramik ini bertahan sampai habis masa pakainya (1,5 tahun);
  2. Tuangkan air ke dalam saringan sesuai dengan kapasitasnya (kira-kira 7.5 L);
  3. Biarkan air menetes melalui pori-pori saringan keramik. Kecepatan air menetes ini antara 1,5 – 2,5 liter per jam;
  4. Untuk saringan keramik yang baru, lakukan proses pengisian saringan hingga penuh dan buang air hasil saringan ini selama 3 (tiga) kali berturut-turut untuk menghilangkan rasa tanah liat;
  5. Setelah itu air sudah dapat langsung diminum tanpa perlu dimasak terlebih dahulu.

Klorinasi
Khlorinasi adalah proses pembubuhan zat khlor dalam air untuk membunuh bakteri dan virus. Khlor adalah bahan kimia yang dapat menembus sel-sel tubuh mikroorganisme dan mematikannya

Klorinasi memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah : Efektif menghilangkan semua
bakteri dan sebagian besar virus; Air masih terlindungi ketika disimpan di wadah penyimpanan; Mudah digunakan dan proses pengolahan lebih cepat dibandingkan dengan proses lain.

Namun klorinasi kurang efektif menghilangkan protozoa.

Wadah Penyimpanan Air Minum
  1. Wadah yang aman adalah yang bertutup, berleher sempit, bermulut sempit dan lebih baik jika dilengkapi dengan keran;
  2. Air minum sebaiknya disimpan di wadah pengolahannya (air yang sudah diolah tidak perlu dipindahkan lagi untuk disimpan, seperti pada filter keramik dan SODIS);
  3. Air yang sudah diolah disimpan dalam wadah yang bersih dan selalu tertutup;
  4. Jangan minum air langsung dari wadah/ keran, gunakan gelas yang bersih dan kering;
  5. Letakkan wadah penyimpanan air minum di tempat yang bersih dan sulit terjangkau oleh binatang;
  6. Wadah air minum sebaiknya dicuci setiap 3 hari atau saat air habis. Gunakan air yang sudah diolah untuk bilasan terakhir.

4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Sampah adalah sisa kegiatan manusia yang sudah tidak berguna. Tujuan pengelolaan sampah adalah agar sampah yang dihasilkan tidak menambah masalah atau bahkan memberi hasil guna pada masyarakat. Sampah terdiri dari 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik bisa diolah kembali menjadi kompos sedangkan sampah anorganik bisa didaur ulang atau diolah menjadi kerajinan.

Prinsip utama pengelolaan sampah rumah tangga adalah meminimalkan resiko kesehatan dan sampah tidak dapat dijangkau oleh binatang seperti lalat, babi, anjing, dll. Sampah yang dibiarkan menjadi tempat mencari makan, dan berkembang biak binatang penyebab penyakit:
  1. Lalat berkembang biak di tempat sampah dan pembawa utama kuman bakteri penyebab diare karena mudah hinggap di makanan atau peralatan makan;
  2. Tikus dapat menyebabkan penyakit disentri dan diare;
  3. Kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain;
  4. Nyamuk berkembang biak dalam genangan air di sekitar sampah yang tercecer, dan dapat menyebabkan malaria bahkan demam berdarah;
  5. Binatang yang besar akan senang membuang kotoran di tempat sampah, menyumbang pada jalur transmisi kuman penyebab penyakit;

Sampah yang dibuang sembarangan menghambat saluran air senjadi genangan tempat berkembang biak bagi nyamuk penyebab malaria. Selain itu juga menyebabkan banjir. Air kotor yang mengandung kuman, kotoran dan bibit penyakit akan masuk ke dalam rumah ketika terjadi banjir;

Tumpukan sampah sering menjadi tempat bermain anak sehingga anak mudah terkena penyakit yang dibawa oleh sampah. Anak juga dapat terkena tetanus yang dapat mematikan hanya karena tergores oleh logam bekas di tempat sampah.

Beberapa opsi pengolahan sampah antara lain : dibuat kompos, menggunakan layanan jasa pengangkutan sampah, dikubur dalam lubang, dibakar, dan dijual.

5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Pengolahan limbah cair diperlukan agar limbah rumah tangga tidak mencemari badan air di lingkungan. Setiap rumah setidaknya memiliki saluran tersendiri yang disalurkan ke dalam tanah dan memiliki penutup. Salah satu contoh tempat pembuangan limbah rumah tangga adalah dengan septik tank.

Beberpa prinsip pengolahan limbah cair rumah tangga antara lain sebagai berikut :
  1. Tidak mencemari sumber air minum (air permukaan maupun air tanah);
  2. Tidak menjadi media berkembang biaknya binatang pembawa penyakit;
  3. Tidak mengotori permukaan tanah, menimbulkan bau;
  4. Konstruksi sederhana dengan bahan yang murah dan mudah didapat;
  5. Pelestarian sumber saya air (misalnya, pemanfaatan kembali air limbah rumah tangga).

Beberapa sarana pengolahan limbah cair rumah tangga antara lain sebagai berikut
  1. Sumur resapan: Sumur resapan dapat berupa lubang galian yang bisa diberi dinding dari batu/batu-bata/buis beton yang tidak diplester, untuk menguatkan struktur. Sumur diisi dengan pengisi sumur berupa batu kali, pasir atau ijuk. Sumur resapan juga mengembalikan air ke dalam tanah, setelah air limbah disaring pori-pori tanah.
  2. Parit/pasangan pipa PVC. Parit adalah galian dangkal, bisa diplester dengan semen supaya lebih awet. Parit ini digunakan untuk mengalirkan air limbah dari sumber ke sumur resapan. Diantara parit dan sumur resapan dibuat bak kontrol untuk menghindari penyumbatan pada aliran air limbah dari sumber ke sumur resapan akibat benda padat yang terkandung dalam air limbah.