Kamis, 07 November 2019

Konsep Esensial Geografi dan Contoh Terapannya

Ilmu geografi memiliki sepuluh metode atau konsep esensial atau dasar yakni sebagai berikut;
 Ilmu geografi memiliki sepuluh metode atau konsep esensial atau dasar yakni sebagai berik Konsep Esensial Geografi dan Contoh Terapannya
1. Konsep Lokasi
Konsep lokasi menjadi ciri khusus ilmu pengetahuan geografi. Secara pokok konsep lokasi dibedakan menjadi dua, yakni sebagai berikut;
  • Lokasi absolut, lokasi ini menunjukkan letak yang tetap terhadap sistem grid atau koordinat. Untuk menentukan lokasi harus menggunakan letak secara astronomis yakni berdasarkan garis lintang & garis bujur. Lokasi absolut bersifat tetap & tidak berubah. Selama standar perhitungan astronomis masih digunakan, titik lokasi itu tidak akan berubah.
  • Lokasi relatif, sering disebut dengan letak geografis. Lokasi relatif  sifatnya berubah-ubah & sangat berkaitan dengan keadaan sekitarnya.
Dalam konsep lokasi, suatu tempat di permukaan bumi akan mempunyai nilai tinggi, jika dihubungkan dengan kondisi sosial yang baik.
Sebagai contoh, nilai atau harga lahan untuk permukiman akan mahal apabila berada pada lokasi yang strategis.

2. Konsep Jarak
Jarak bisa dinyatakan sebagai jarak tempuh, baik yang berkaitan dengan waktu perjalanan yang diperlukan maupun dengan satuan biaya angkutan. Adanya jarak akan berpengaruh terhadap faktor lainnya. Sebagai contoh, hasil-hasil perkebunan harganya akan semakin mahal apabila dijual ke daerah yang lebih jauh serta membutuhkan biaya transportasi yang banyak.

Jarak sebagai konsep geografi memiliki arti penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, maupun kepentingan pertahanan. Jarak mempunyai faktor pembatas yang bersifat alami, meskipun arti pentingnya bersifat relatif sejalan dengan kemajuan kehidupan & teknologi. Jarak berkaitan erat dengan lokasi & upaya pemenuhan kebutuhan atau keperluan pokok kehidupan, seperti air, tanah yang subur, & pusat pelayanan. Sejalan dengan kemajuan teknologi serta upaya efisiensi, jarak tempuh & biaya angkutan antara dua tempat yang berjauhan akan berubah dari waktu ke waktu. Jarak yang mulanya ditempuh berhari-hari dengan berjalan kaki, bisa ditempuh dalam waktu beberapa jam dengan kendaraan bermotor, kereta api, & selanjutnya ditempuh dalam waktu beberapa menit menggunakan kapal terbang.

3. Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan & komunikasi yang bisa dipakai sehingga keterjangkauan tidak selalu berkaitan dengan jarak.

Sebagai contoh, suatu tempat bisa dikatakan terasing atau terisolasi apabila tempat tersebut sulit dijangkau (dengan sarana komunikasi atau angkutan) dari tempat lain. wilayah yang berbentuk morfologinya berupa rangkaian pegunungan tinggi, hutan lebat, rawa-rawa, atau gurun pasir yang luas merupakan penyebab suatu tempat kurang bisa dijangkau dari tempat lain.

Keterjangkauan umumnya berkaitan dengan perekonomian & perkembangan teknologi. Tempat yang keterjangkauannya sangat rendah sulit mencapai kemajuan & mengembangkan perekonomiannya.

4. Konsep Morfologi
Morfologi merupakan perwujudan bentuk daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah seperti erosi & pengendapan atau sedimentasi. Melihat peristiwa itu, ada wilayah yang berbentuk pulau, pegunungan, daratan, lereng, lembah, & dataran aluvial.

Morfologi dataran adalah perwujudan wilayah yang biasanya digunakan manusia sebagai tempat bermukim, serta untuk usaha pertanian & perekonomian.

Contoh penerapan konsep morfologi permukiman penduduk pada umumnya berpusat pada daerah-daerah lembah sungai besar & tanah datar yang subur. Wilayah pegunungan dengan lereng terjal sangat jarang digunakan sebagai permukiman.

5. Konsep Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan pengelompokan suatu gejala yang terkait dengan aktivitas manusia, misalnya pengelompokan kawanan industri, pusat perdagangan,  daerah permukiman.

6. Konsep Pola
Pola berkaitan dengan susunan, bentuk atau persebaran fenomena dalam ruang muka bumi, baik fenomena yang bersifat alami (aliran sungai, persebaran vegetatif, jenis tanah, & curah hujan) maupun fenomena sosial budaya (permukiman, persebaraan penduduk, & mata pencaharian). Terdapat tiga pola dalam kajian geografi, yakni seragam, acak, & berkelompok.
Contoh penerapan konsep pola di kawasan perkotaan yakni masyarakat membangun tempat kerja, sekolah, & pasar sehingga mudah menciptakan kehidupan sehari-hari yang memahami makna atau artinya, serta berupa untuk memanfaatkan & menginvervensi atau memodifikasi pola-pola agar mendapatkan manfaat yang besar.

7. Konsep Interaksi (Interdependensi)
Interaksi adalah kegiatan saling memengaruhi daya atau objek antara tempat yang satu dengan tempat lainnya. Setiap tempat mengembangkan potensi sumber daya alamnya & kebutuhan yang tidak selalu sama dengan tempat lain. Perbedaan itu mengakibatkan terjadinya interaksi antarwilayah. Interaksi antara daerah perdesaan & perkotaan sangat penting peranannya untuk pemenuhan kebutuhan hidup di antara keduanya.

Bentuk interaksi itu, misalnya proses pengangkutan hasil pertanian dari desa ke kota & proses pengangkutan mesin pertanian dari kota ke desa. Interaksi juga terjadi antara kota yang satu & kota yang lain, baik dalam bentuk pertukaran barang & jasa maupun perpindahan penduduk. Interaksi keruangan terjadi antara unsur atau fenomena setempat & fenomena alam ataupun kehidupan.

8. Konsep Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan suatu wilayah atau tempat di muka bumi bersifat relatif, artinya nilai kegunaan itu tidak sama, bergantung pada kebutuhan penduduk yang bersangkutan. Sebagai contoh penduduk yang tinggal di daerah pegunungan menganggap daerah pegunungan tidak memiliki nilai kegunaan karena mereka berorientasi pada sumber-sumber pertanian di daerah dataran subur di bagian bawah (kaki gunung). Sebaliknya, penduduk kota menganggap pegunungan memiliki nilai kegunaan yang tinggi untuk rekreasi karena suasana alami pegunungan bisa menghilangkan penat akan hiruk pikuk suasana perkotaan.

9. Konsep Diferensiasi Area
Wilayah pada hakikatnya adalah suatu perpaduan antara berbagai unsur, baik unsur lingkungan alam maupun sosial. Hasil perpaduan ini akan menghasilkan ciri khas bagi suatu wilayah (region). Sebagai contoh, wilayah perdesaan dengan corak khas area persawahan sangat berbeda dengan wilayah perkotaan yang terdiri dari area permukiman, pusat-pusat perdagangan, & terkonsentrasinya berbagai sarana kehidupan. Wilayah perdesaan & perkotaan ini secara bersama-sama & terus-menerus mengalami perubahan dari waktu ke waktu (bersifat dinamis). Diferensiasi area juga berakibat terjadinya interaksi penduduk antarwilayah, misalnya mobilitas penduduk (transmigrasi, urbanisasi, imigrasi, & emigrasi) serta pertukaran barang & jasa.

10. Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan adalah derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena lain di suatu tempat atau ruang. Fenomena yang dimaksud adalah fenomena alam & fenomena kehidupan sosial, contohnya keterkaitan antara tingkat erosi & kesuburan tanah. Semakin besar tingkat erosi, kesuburan tanah semakin berkurang.