Sabtu, 22 Agustus 2020

Sejarah Letusan Gunung Karangetang

Baru-baru ini Gunung Karangetang menunjukkan aktivitas yang kian aktif setelah beberapa hari terakhir mengeluarkan erupsi. Per tanggal 6 Februari 2019, status Gunung Karangetang pun ditetapkan menjadi tanggap darurat. Proses evakuasi warga mulai dilakukan oleh lembaga berwenang setempat. Sebenarnya, seperti apa sih letusan dari gunung ini?

Letusan Gunung Karangetang

 menunjukkan aktivitas yang kian aktif setelah beberapa hari terakhir mengeluarkan erupsi Sejarah Letusan Gunung Karangetang
Letusan Gunung Karangetang
Gunung ini disebut juga dengan Api Siau, yaitu gunung berapi yang terletak di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro, bagian utara Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Gunung Karangetang mempunyai sejarah panjang letusan, gunung ini juga tercatat sebagai gunung berapi teraktif di Indonesia dengan 40 kali letusan terhitung sejak tahun 1675. Sebenarnya, masih banyak letusan-letusan kecil lainnya yang terjadi di Gunung Karangetang, namun tidak terdokumentasikan dalam catatan sejarah.

Letusan Gunung Karangetang yang menelan korban jiwa pernah terjadi pada tahun 1997 dengan total korban sebanyak 3 orang. Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2007, gunung ini kembali meningkat aktivitasnya menghasilkan letusan yang memaksa penduduk sekitar gunung harus dievakuasi. 

Gunung Karangetang juga pernah meletus pada tanggal 4 Agutus 2010, akibat dari letusan tersebut 4 orang warga dinyatakan hilang. Masyarakat yang tinggal di sekitar gunung harus dievakuasi, keadaan diperparah oleh akses ke lokasi yang lumpuh karena rusaknya jembatan yang ambruk karena endapan lahar panas. Rombongan pejabat setempat yang saat itu henda meninjau mengalami kesulitan untuk menjangkau lokasi. Letusan selanjutnya terjadi pada tahun 2011.

Gunung Karangetang Kini

Pada tanggal 6 Februari 2019 ini, status Gunung Karangetang menjadi tanggap darurat setelah terjadinya peningkatan akvitas vulkanis. Aliran guguran lava Gunung Karangetang terus meluas membakar hutan gunung dan menutup akses jalan perkampungan warga. Peristiwa alam ini memaksa warga untuk mengungsi.

Gunung Berapi Karangetan sejak Senin kemarin kembali erupsi dan mengeluarkan lelehan lava sejauh 3.000 meter dari puncak kawah dua. Selain membakar kawasan hutan gunung, lelehan material lava juga menutup akses jalan di kampung Batu Bulang Pulau Siau. Lahar yang terus meninggi menutup jalan yang menghubungkan dua desa ini.

Dari pos pantau setempat, terlihat longsoran lava yang berasap kelabu terus mengalir dengan luasan material mencapai 200 meter dan ketinggian 50 meter. Aktivitas dan kegempaan dan lelehan lava yang terus terjadi memaksa petugas mengevakuasi warga yang terisolir guna mengantisipasi jatuhnya korban jiwa. 

Warga pun dihimbau agar tidak beraktivitas di zona bahaya dalam radius 3 km dari puncak kawah. Pergerakan guguran lahar erupsi gunung setinggi 1784 mdpl ini teramati kian meluas hingga ke laut. Di mana terjadi penguapan dan kepulan asap hitam tebal bersama guguran bebatuan pijar kecil maupun sedang dari puncak.

Fenomena lelehan lava Gunung Karangetang ini mirip dengan lelehan lava Gunung Kilauea di Hawaii, Amerika Serikat. Mei 2018 lalu, gunung ini juga melepas aliran lava ke wilayah pemukiman warga. Bau yang ditimbulkan dari asap pembakaran pohon dan taman yang dilewati aliran lava sangat menggangu dan memaksa sekitar 10.000 orang diungsikan dari area kaki gunung api tersebut. Lembaga survei geologi Amerika Serikat menyebut, aliran lava dan uap panas ini terjadi akibat adanya retakan dinding kawah gunung api Kilauea, [ilm].